Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang
baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan.
Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan
asuihan keperawatan kepada klien.
Beberapa pengertian proses kaparawatan adalah sebagai berikut
Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991)
Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan
sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap
masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986)
Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi
interaksi perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan
Videbeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan
terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien,
namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic
maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya,
dan cara pemecahan masalah.
Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:
Merupakan kerangka berpikirdalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas.
Bersifat teratur dan sistematis.
Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain
Memberikan asuhan keperawatan secara individual
Klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien
Dapat digunakan dalam keadaan apapun
Dalam proses keperawatan terdapat empat tahapan yaitu:
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperwatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan
atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis,
psikologis, social, dan spiritual.
Kemampuan perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah
mempunyai kesadaran / tilik diri , kemampuan mengobservasi dengan
akurat, kemampuan berkomunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon
secara efektif.
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan
subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien,
keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc
Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien
dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi,
sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status
kesehatannya.
Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat
ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien
guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal
dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon,
1987;1994)
Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
Melakukan interview/wawancara.
Riwayat kesehatan/keperawatan
Pemeriksaan fisik
Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik)
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif
untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan
proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien,
keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh perawat
profesional yang menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukan masalah
kesehatan yang dirasakan klien dimana perawat berdasarkan pendidikan dan
pengalaman mampu menolong klien.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992)
mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang
mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan
berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang
baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan
pernyataan keperawatan.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan
menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri.
Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu
mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual,
risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
Tipe Diagnosa keperawatan
Ada tiga tipe diagnosa keperawatan menurut NANDA yaitu:
Diagnosa keperawatan actual, yaitu respon manusian terhadap kindisi
kesehatan atau proses kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan
karakteristik dan termasuk factor yang berhubungan (etiologi) yang
mempunyai kontribusi terhadap perkembangan atau pemeliharaan kesehatan.
Diagnosa keperawatan resiko, yaitu menunjukanrespon manusia yang dapat
timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan
factor resiko yang memberi konstribusi pada peningkatan kerentanan.
Diagnosa keperawatan kesejahteraan, yaitu menguraikan respon manusian
terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai
potensi peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi.
Perumusan masalah
Setelah perawat menyelesaikan pengkajian, perawat kemudian menyeleksi
outkom menggunakan skala pengukuran dan pengidentifikasi rating yang
diinginkan untuk bisa dicapai melalui intervensi.
Tujuan dalam criteria hasil akan memberikan petunjuk bagi perawat untuk
menentukan tindakan keperawatan dan untuk meningkatkan evaluasi dari
perawat. Tujuan seharusnya ditulis dalam terminology tingkah laku. Ini
berarti kata kerja digunakan untuk menunjukan tujuan yang menggambarkan
tingkah laku yang mungkin diobservasi dan harus mempunyai sedikit
interpretasi. Tujuan harus realistic menggambarkan apa yang perawat
ingin selesaikan dengan waktu yang spesifik. (Stuart dan Sundeen, 1995)
Intervensi
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat
mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan
tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien
berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan
klien dapat diatasi.
Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa
Indonesia atau standar asuhan keperawatan Amerika yang membagi
karakteristik tindakan berupa: tindakan konseling, pendidikan kesehatan,
perawatan mandiri dan aktifitas hidup sehari-hari, terapi modalitas
keperawatan, perawatan berkelanjutan, tindakan kolaborasi (terapi
somatic dan psikofarma). Pada dasarnya tindakan keperawatan terdiri dari
tindakan observasi dan pengawasan, terapi perawatan, pendidikan
kesehatan dan tindakan kolaborasi.
Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis
tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling
ketergantungan / kolaborasi, dan tindakan rujukan / ketergantungan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan
rencana. Hal ini terjadi karena parawat belun terbiasa menggunakan
rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa
adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu
yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika
berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
Sebelum meleksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu
memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan
dibutuhkan klien sesuai dengan kondisi saat ini. Perawat juga menilai
diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual,
teknik sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan
Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap
ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat
berhasil atau gagal.(Alfaro-LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang
telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana
keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung
suatu evaluasi.
Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk
mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi
keperawatan.
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu
sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam
menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai
standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan
keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.